Rani Fitria. S (Nim:2410.079)
PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA di STAIN SYEKH M.JAMIL JAMBEK

Jumat, 18 Januari 2013

BAB 2


BAB II
KERANGKA TEORITIS

A.      KAJIAN TEORI
1.  Belajar dan Pembelajaran Matematika
Belajar adalah proses perubahan sebagai akibat terjadinya interaksi si pelajar dengan lingkungan.
Pada Teori Medan (Field Theory) dijelaskan bahwa belajar adalah perubahan struktur kognitif (pengetahuan).Orang belajar akan bertambah pengetahuannya, yang berarti tahu lebih banyak daripada sebelum belajar.Tahu lebih banyak berarti ruang lingkupnya bertambah luas dan semakin terdiferensikan . Itu semua berrti seseorang akan banyak memiliki fakta yang saling berhubungan. [1]
Belajar menurut A. Tarbani dkk adalah suatu proses tingkah laku individu berinteraksi dengan lingkungannya. Jadi belajar memerlukan usaha dari individu untuk aktif dalam melakukan interaksi dengan lingkungannya sehingga dapat mengakibatkan perubahan tingkah lakunya [2].
Berdasarkan kutipan diatas dapat dikatakan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku yang dicapai seseorang dari hasil interaksi dengan lingkungan dalam bentuk pengalaman.  Jadi, bagi siswa belajar sebaik-baiknya adalah siswa mengalami, sebab dengan mengalami itu individu dapat mengkonstruksikan pengetahuannya.
           Nikson Marpaung dan Mulyadi menyatakan bahwa pembelajaran    matematika adalah upaya membantu siswa untuk mengkonstruksi konsep- konsep atau prinsip- prinsip matematika dengan kemampuannya sendiri melalui proses interaksi sebagai konsep dan prinsip itu dibentuk kembali. Jadi guru dituntut untuk memberi dorongan kepada siswa dengan menfasilitasi siswa agar aktif mengkonstruksi kompetensi matematika mereka. Guru juga dituntut untuk membantu peserta didik untuk menjadi sadar terhadap bakat personal yang ada dalam dirinya dan untuk mengembangkan serta merealisasikanya agar mencakup berbagai masalah[3].
Salah satu ciri dari pembelajaran matematika masa kini adalah penyajiannya didasarkan pada teori psikologi pembelajaran yang pada saat ini sedang popular dibicarakan oleh pakar pendidikan . Karena proses pembelajaran adalah pembentukan diri siswa untuk menuju pada pembangunan manusia seutuhnya, jadi tidak melalui “trial and error”.Siswa adalah manusia yang sedang mengembangkan diri secara utuh dan tidak boleh dianggap sebagai kelinci percobaan.[4]
Dalam kaitanya dengan matematika Bruner berpendapat matematika adalah belajar tentang konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang terdapat dalam materi yang akan dipelajari serta mencari hubunganya dalam matematika itu, dan ia mengemukakan bahwa belajar matematika dapat berlangsung 4 tahap, yaitu:
1.    Teorema konstruksi (contruction teorema)
Bahan belajar matematika yang terbaik bagi siswa yaitu dengan memulai belajar konsep dan prinsip matematika dan mengkonstruksinya gagasan- gagasan yang dipelajari.
2.    Teorema Notasi                                                       
Bahwa notasi konstruksi awal belajar dibuat lebih sederhana secara koknitif dan dapat dimengerti lebih baik oleh siswa, hal ini dilakukan dengan pendekatan spiral.
3.    Teorema perbedaan dan vanasi
Bahwa belajar matematika berlangsung dari kongkrit menuju abstrak harus disertai perbedaan dan fariasi.
4.    Teorema kanektivitas
Bahwa belajar matematika mengenai setiap suatu konsep, struktur dan keterampilan berhubungan dengan suatu konsep, struktur dan keterampilan yang lain.

Jadi dalam belajar matematika siswa dituntut aktif dalam proses pembelajaran agar pelajaran itu mudah dipahami dan diterapkan baik untuk diri sendiri, lingkungan dan negara dengan adanya bimbingan dari seorang guru agar siswa itu menyadari kemampuan personal yang ada dalam dirinya.
                        Hal yang perlu diperhatikan peserta didik yaitu adab belajar menurut ajaran islam, merujuk pada Al-Quran dan sunnah yaitu:
1.      Belajar efektif
        Belajar efektif adalah kegiatan belajar yang diikuti oleh keimanan dan kecintaan kepada sang pencipta Alam Semesta. Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan.
2.      Belajar dengan cermat
Kecermatan dan ketelitian adalah bukti dari keseriusan kita terhadap suatu pekerjaan yang dilakukan.
3.      Sabar dalam menuntut ilmu
        Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 153 yang berbunyi:
$ygƒr'¯»tƒ z`ƒÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qãYÏètGó$# ÎŽö9¢Á9$$Î/ Ío4qn=¢Á9$#ur 4 ¨bÎ) ©!$# yìtB tûïÎŽÉ9»¢Á9$# ÇÊÎÌÈ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.” (QS. Al Baqarah: 153 )
Kesabaran yang tinggi dan kasih saying dan tulus insya Allah akan membuat peserta didik akan merasa betah duduk lama didalam kelas.
4.      Belajar dengan cara bertanya
        Seorang guru hendaknya dapat merangsang timbulnya pertanyaan dari peserta didik di dalam pembelajarannya, sehingga pembelajaran yang berlangsung dapat bersifat aktif.
5.      Restu Orang tua
        kecerdasan dapat dicapai dengan tekun dan giat belajar dan berlatih, faktor kecerdasan yang pertama yaitu Allah, karena dialah yang menggerakkan saraf-saraf diotak kita, Allahlah yang menyimpan semua materi di alam raya untuk kita teliti, faktor kedua untuk mencapai keutamaan kecerdasan adalah sejati adalah kesadaran bahwa orang tua mempunyai persn besar dalam usaha dan proses pencapaian kecerdasan.
6.      Hormat kepada guru
        Guru adalah orang tua anak didik disekolah. fungsi-fungsi pendidikan menjadi tanggung jawab guru saat anak didik ada disekolah. peserta didik yang berhasil menguasai ilmu, mengaplikasikan, dan memiliki karakter karena ilmunya tentu saja tak lepas dari peran guru-guru yang ada disekolah.

       Jadi, pembelajaran matematika adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk 
mengkonstruksi konsep-konsep/prinsip matematika dengan kemampuan sendiri melalui proses pembelajaran. Guru dalam hal ini berperan sebagai fasilitator. Hal ini bertujuan agar siswa dalam pembelajaran lebih bermakna.

2.  Strategi Genius Learning
                  Secara bahasa Genius Learning berasal dari dua kata, Genius yang   berarti  cerdas dan Learning yang berarti pembelajaran.Jadi Genius   Learning adalah pembelajaran yang dilakukan dengan cerdas.[5]
           Strategi Genius Learning merupakan suatu system yang terancang   dalam satu jalinan yang sangat efesien yang meliputi diri anak didik, guru , proses dan lingkungan pembelajaran.Menurut Gunawan,Genius Learning    adalah suatu rangkaian pendekatan praktis dalam upaya meningkatkan hasil  proses pembelajaran. Pendekatan yang digunakan dalam Genius Learning  membantu anak didik untuk bisa mengerti kekuatan dan kelebihan mereka  sesuai dengan gaya belajar mereka masing-masing . Penekanan pada pembelajaran ini adalah untuk meningkatkan hasil pembelajaran menjadi efesien , efektif , dan menyenangkan serta hasil belajar sesuai yang   diinginkan.[6]
               Dalam Genius Learning  kita menempatkan anak didik sebagai pusat    dan proses pembelajaran , sebagai suyek pendidikan,buka obyek pendidikan . Maksudnya guru hanya sebagai perencana pembelajaran dan siswa sendiri   sebagai pelaksana dari kegiatan belajar. Falam menerapkan metode Genius    Learning , kita berangkat dari suatu keyakinan dan pengharapan bahwa   apabila anak didik dapat dimotivaswi dengan tepat dan diajar dengan cara         yang benar cara menghargai keunikan mereka (gaya belajar )maka mereka     dapat   mencapai suatu hasi pembelajaran yang maksimal.

                  Gaya belajar adalah hal yang paling disukai dalam kegiatan berpikir,memproses dan mengerti suatu informasi. Walapun ada banyak pendekatan dalam hal gaya belajar. Hal yang paling penting adalah bagaimana pengetahuan mengenai gaya belajar itu dapat kita gunakan untuk membantu siswa memaksimalkan proses pembelajaran. Gunawan mengemukakan bahwa :prosses belajar dalam Genius Learning  sangat memperhatikana gaya belajar siswa pada visual(penglihatan), auditori(pendengaran), dan kinestik (sentuhan dan gerakan)[7]

      Agar pembelajaran bisa berhasil dengan maksimal, maka guru sebagai         suatu factor yang mempengaruhi proses belajar siswa, harus benar-benar memperhatikan aspek perasaan atau emosi murid, kesiapan mereka untuk belajar baik secara fisik maupun spikis . Selanjutnya proses pembelajaran yang dilaksanakan guru harus meliputi tahap persiapan , perencanaan yang baik sehingga siswa mampu menggali dan mengerti kebutuhan yang mereka butuhkan sehingga mereka menemukan arti belajar yang sesungguhnya dari informasi yang diperoleh.

                  Presuposisi atau asumsi dasar yang kita pakai dalammendefinisikan  kecerdasan dalam strategi Genius Learning adalah sebagai berikut:
           a) Setiap orang dilahirkan genius. Setiap orang dilahirkan dengan suatu
           kombinasi kecerdasan yang beragam. Karena perbedaan   perjalanan   dan pemgalaman hidup, maka timbul perbedaan dalam  dominasi dan tingkat perkembangan kecerdasan yang kita miliki. 
                       Kondisi sosial dan budaya serta sifat dan proses pembelajaran  yang kita        
                alami akan menentukan seberapa cepat atau lambat proses     perkembangan kecerdasan ini terjadi.
    b)  Kecerdasan adalah suatu fenomena yang unik. Ada banyak cara dimana                                        seseorang melihat dan mengerti dunia disekelilingnya dan cara ia   mengungkapkan pengertian yang ia dapatkan.
     c)  Konsep diri seseorang berbanding lurus dengan potensi yang ia gali dan  kembangkan.
     d) IQ tinggi sangat membantu keberhasilan akademik namun bukan satu-
         satunya faktor utama. IQ rendah bukan garansi kegagalan.
     e)  Guru dapat mempengaruhi dan meningkatkan kecerdasan anak didik
     f)  Kecerdasan berkembang secara bertahap. Untuk lebih memahami  hal            ini, kita kelompokkan perkembanngan ini menjadi empat tahap, yaitu:
1) Stimulasi
2) Penguatan
3) Belajar dan mengerti
4) Transfer dan pengaruh
g) Berpikir dapat diajarkan.[8]

                        Genius Learning yang disusun berdasarkan hasil riset mutakhir       mengenai  berbagai disiplin ilmu, terutama cara kerja otak dan memori. Menekankan  sembilan  prinsip utama dalam proses pembelajaran  yaitu:
                   1. Otak berkembang dengan maksimal dalam lingkungan yang kaya   stimulus   multisensori  
                     dan tantangan berfikir lingkungan demikian   akan menghasilkan jumlah koneksi yang lebih  
                     besar diantara sel- sel   otak.
                2.  Besarnya pengharapan berbanding lurus dengan hasil yang di capai.          Otak selalu berusaha mencari dan menciptakan arti dari suatu           pembelajaran. Proses pembelajaran berlangsung pada level pikiran       sadar dan pikiran bawah sadar yang positif dan bersifat pribadi.
3.   Lingkungan belajar adalah lingkungan yang memberikan tantangan tinggi namun  dengan tingkat ancaman yang rendah. Keadaan pikiran siswa adalah  kekuatan paling menentukan untuk menuju sukses. Jika siswa percaya diri,termotivasi dan gembira maka siswa tersebut memiliki potensi untuk sukses.
                   4. Otak sangat membutuhkan umpan balik yang bersifat segera dan    mempunyai banyak   
                       pilihan.
  5.  Musik membantu proses pembelajaran dengan tiga cara:
                             a. musik membantu untuk men-charge otak
                             b. musik membantu merilekskan otak, sehingga otak siap untuk    belajar
                             c. musik dapat digunakan untuk membawa informasi yang ingin    
                                 dimasukkan  ke dalam memori.
                     6. Dengan menggunakan strategi dan teknik khusus, maka kemampu
                         an mengingat dapat ditingkatkan.
                   7. Untuk dapat mencapai hasil pembelajarn yang maksimal, maka     kondisi  fisik dan emosi harus benar- benar diperhatikan. Siswa tidak akan bisa belajar bila dalam keadaa lapar, sakit ataupun mengantuk.  Hasil penelitian menunjukkan ketika seseorang berada  dalam keadaan emosi yang positif endrofin terbentuk. Selanjutnya zat ini meningkatnya aliran neurotransmiter yang disebut asitekoli dan  memungkinkan terjadinya sambungan antar sel otak, sehingga otak             dapat bekerja dan berfungsi dengan efisien
                         8. Kecerdasan dapat di kembangkan dengan proses pengajaran dan
                            pembelajaran  yang sesuai  dengan kondisi lingkungan.
                         9. Otak kiri dan otak kanan bisa berkerjasama dalam mengolah suatu   informasi            
     
          Berdasarkan  sembilan prinsip kerja di atas maka pembelajaran Genius        Learning  di gambarkan dalam sebuah lingkaran sukses. [9]

 Gambar .2.1 Lingkaran sukses strategi Genius Learning

         3. Strategi Genius Learning Dalam Pembelajaran  Matematika
                  Berdasarkan uraian tentang strategi Genius Learning yang telah      diterapkan diatas, maka prosedur  pelaksanaan atau tahap-tahap yang dapat dilakukan dalam pembelajaran matematika adalah sebagai berikut :
1. Pada pertemuan awal pembelajaran, guru mengatur ruang kelas    dengan mengubah susunan meja dan kursi , serta siswa dibagi dalam   beberapa kelompok. Agar masing-masing kelompok keanggotaannya  heterogen maka penyusunan kelompok dapat dilakukan dengan cara mengurutkan siswa dari    tingkat kemampuan rendah sampai tingkat kemampuan tinggi . Untuk  pertemuan berikutnya siswa sudah duduk dalam kelompoknya masing . Langkah ini merupakan tahap Genius Learning yang pertama yaitu  menciptakan suasana kondusif.
      2. Pada tahap Genius Learning yang kedua yaitu hubungkan. Guru       
       mengajukan pertanyaan kepada siswa untuk menghubungkan antara materi   
      yang baru dipelajari dengan pengalaman atau pengetahuan yang dimiliki 
       siswa . 
3.Guru memberikan gambara besar mengenai materi yang akan dipelajari. Gambaran besar dapat diberikan dengan menggunakan media pembelajaran  atau menggambarkan secara lisan. Sehingga menciptakan  ketertarikan dan  suasana belajar yang menyenangkan. Dalam penelitian ini digunakan media pembelajaran berupa ringkasan materi (chart) . Langkah ini merupakan  tahap Genius Learning yang ketiga yaitu gambaran besar.
4.Guru menyampaikan tujuan yang akan dicapai dari pembelajaran sesuai   indicator dari proses pembelajaran yang akan segera dimulai. Langkah ini           merupakan tahap Genius Learning yang keempat yaitu teteapkan tujuan.
      5. Guru mengajukan materi pembelajaran dengan mengakomodasikan gaya      belajar siswa yaitu gaya belajar visual guru menuliskan hal-hal penting dari materi yang disajikan serta menggunakan media pembelajaran berupa chart yang berisi ringkangan. Gaya belajar auditori guru menjelaskan  materi dengan memberikan tekanan pada hal-hal yang penting dan siswa               berdiskusi dalam kelompoknya. Langkah ini mrupakan tahap Genius Learning yang kelima yaitu pemasukana informasi .
      6. Untuk tahap Genius Learning yang keenam yaitu aktivasi, gurumemberikan permasalahan kepada siswa. Masalah yang diberikan dalam  Lembar Kerja siswa(LKS) untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap    materi yang baru dipelajari dan dikerjakan dengan diskusi dalam kelompok  yang sudah ditentukan .Guru membimbimg dan mengarahkan siswa  dalam penyelesaian soal-soal di LKS .
      7. Guru menentukan satu atau dua kelompok yang akan  tampil dengan cara                pengundian atau secara acak .Masing-masing kelompok menentukan     anggota yang akan tampil secara acak(random). Siswa dipilih  mempresentasikan hasil     tugas kelompoknya di depan kelas. Langkah ini   merupakan tahap Genius   Learning yang ketujuh yaitu demonstrasi.
      8. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan tentang materi yang  dipelajari. Selanjutnya guru melakukan peninjauan ulang berdasarkan   pembelajaran yang telah dilakukakan .Langkah ini merupakan tahap   Genius Learning yang kedelapan yaitu tinjau ulang.
Dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi       Genius Learning memungkinkan siswa utnuk belajar kelompok dan saling berbagi dengan teman-temannya. Semua siswa dituntut untuk mengeluarkan   ide, gagasan dan pikiran dalam memahami topik –topik pembelajaran .

Pengelompokkan Siswa
                  Dalam pembentukkan kelompok belajar, keanggotaan kelompok      bersifat heterogen berkisar antara 4-5 kelompok , sehingga interaksi kerja    sama yang terjadi merupakan kumpulan berbagai karekteristik yang berbeda.Siswa dikelompokkan berdasarkan kemampuan akademik. Anita Lie  mengemukakan beberapa keuntungan pentgelompokkan secara heterogen :
       a)  Kelompok memberikan kesempatan  untuk saling mengajar dan saling                       
           mendukung.
      b)  Kelompok ini meningkatkan relasi integrasi
      c)  Memudahkan pengelolaan kelas karena dengan adanya siswa yang  
            berkemampuan tinggi, guru mendapatkan asisten untuk mengajar.

Dengan suasana belajar seperti ini akan tumbuh dan berkembang nilai-  nilai sikap , moral , dan prilaku siswa. Kondisi ini merupakan media bagi           siswa dalam kemampuan dan melatih keterampilan dirinya dalam suasana      belajar yang terbuka.
Tabel 1: Prosedur  Pengelompokan Heterogenitas Berdasarkan Kemapuan                       Akademis

       4. Model Pembelajaran Konvensional
Pembelajaran konvensional secara umum adalah pembelajran dengan           menggunakan metode yang biasa dilakukan oleh guru yaitu member materi       melalui ceramah, latihan soal kemudian pemberian tugas. Ceramah             merupakan salah satu cara penyampaian informasi dengan lisan dari seseorang        kepada sejumlah pendengar di suatu ruangan. Kegiatan berpusat pada            penceramahan dan komunikasi searah dari pembaca kepada pendengar.  
Penceramah mendominasi seluruh kegiatan, sedangkan pendengar   hanya memperhatikan dan membuat catatan seperlunya.
 Contoh pembelajaran matematika dengan pendekatan ceramah adalah    sebagai berikut: guru mendominasi kegiatan pembelajaran bangun ruang dimensi tiga, dalam menyelesaikan contoh soal dilakukan sendiri oleh guru. Langkah-langkah guru diikuti dengan teliti oleh peserta didik.         Merekapun meniru cara kerja dan cara penyelesaian yang dilakukan oleh    guru.
Hasil belajar nampak dari kemampuan yang diperoleh siswa, menurut    Gagne dapat dilihat dari 5 ketegori yaitu[1]:
a.       Keterampilan intelektual (intelektual skiil)
b.      Informasi ferbal (ferbal information)
c.       Strategi koognitif (cognitif strategies)
d.      Keterampilan motorik (moror skiil)
e.       Sikap (atitudes).
UNTUK LEBIH JELASNYA SILAHKAN DOWNLOAD DISINI 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar