Rani Fitria. S (Nim:2410.079)
PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA di STAIN SYEKH M.JAMIL JAMBEK

Jumat, 18 Januari 2013


MAKALAH
METODOLOGI PENELITIAN PENGAJARAN DAN  PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Tentang
Penelitian Tindakan Kelas  


Oleh :
Kelompok  8
DIAN RAMADANI SAFITRI (2410.057)
RAHMI NOVITA (2410.060)
NURMA SARI  (2410.0    )
RANI FITRIA.S (2410.079)
MARDILA OKTIS SAPUTRI (2410.083 )

Dosen pembimbing:
Imammuddin,M.Pd


JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
STAIN SJECH M. DJAMIL DJAMBEK
BUKITTINGGI
TAHUN AJARAN 2012/2013


KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim,
        Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Penelitan Tindakan Kelas ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
        Penulisan makalah ini untuk tugas  pada mata kuliah Metodologi Penelitian Pengajaran dan Pembelajaran Matematika. Makalah ini dapat diselesaikan atas bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.      Bapak Immammuddin,M.Pd  sebagai dosen pembimbing mata kuliah kuliah Metodologi Penelitian Pengajaran dan Pembelajaran Matematika
2.      Orang tua yang telah memberi sarana dan prasarana serta dorongan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
3.      Teman-teman yang telah memberikan bantuan.

Selanjutnya,penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna,karena keterbatasan waktu,tenaga dan wawasan ilmu pengetahuan,namun demikian penulis telah berusaha semaksimal mungkin menurut kemampuan yang ada pada penulis.
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi penyempurnaan makalah ini.Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Amin

Kubang Putih,   November 2012


Penulis



DAFTAR ISI

Kata Pengantar .....................................................................................................................  i
Daftar Isi ............................................................................................................................... ii
BAB   I   PENDAHULUAN ...............................................................................................
               Latar Belakang ....................................................................................................... 1
               Tujuan .................................................................................................................... 1
                Manfaat ................................................................................................................. 2              
                Rumusan Masalah ................................................................................................. 2
               
BAB   II  PEMBAHASAN
1. Hakikat Penelitian Tindakan Kelas .........................................................................................
2. Model dan pola Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ............................................................
3.Rancangan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ........................................................

BAB  III  Kesimpulan
       


 BAB I
PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pertama kali diperkenalkan oleh ahli psikologi sosial Amerika yang bernama Kurt Lewin pada tahun 1946. Inti gagasan Lewin inilah yang selanjutnya dikembangkan oleh ahli-ahli lain seperti Stephen Kemmis, Robin Mc Taggart, John Elliot, Dave Ebbutt, dan sebagainya.
Penelitan Tindakan Kelas ialah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar-mengajar, untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.

1.2     Tujuan
          Adapun tujuan dari penelitian tindakan kelas  :
a.    Untuk mengetahui hakekat dari penelitian tindakan kelas
b.    Untuk mengetahui tujuan dan karakteristik penelitian tindakan kelas
c.    Untuk mengetahui manfaat penelitian tindakan kelas
d.   Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan penelitian tindakan kelas
e.    Untuk bisa mengetahui rancangan dan pelaksanaan penelitian tindakan kelas

1.3     Manfaat
a.    Mengetahui hakekat dari penelitian tindakan kelas
b.    Mengetahui tujuan dan karakteristik penelitian tindakan kelas
c.    Mengetahui manfaat penelitian tindakan kelas
d.   Mengetahui kelebihan dan kelemahan penelitian tindakan kelas
e.    Mengetahui rancangan dan pelaksanaan penelitian tindakan kelas

1.4     Rumusan Masalah
a.    Bagaimanaah hakekat dari penelitian tindakan kelas ?
b.     Apakah  tujuan dan karakteristik penelitian tindakan kelas ?
c.    Apa saja  manfaat penelitian tindakan kelas ?
d.   Apa saja  kelebihan dan kelemahan penelitian tindakan kelas ?
e.    Bagaimanakah  rancangan dan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ?


  
  
  
              
BAB II
PEMBAHASAN

1.      Hakikat Penelitian Tindakan Kelas
A.    Pengertian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pertama kali diperkenalkan oleh ahli psikologi sosial Amerika yang bernama Kurt Lewin pada tahun 1946. Inti gagasan Lewin inilah yang selanjutnya dikembangkan oleh ahli-ahli lain seperti Stephen Kemmis, Robin McTaggart, John Elliot, Dave Ebbutt, dan sebagainya.
Untuk memahami PTK perlu ditelusuri pengertian penelitian tindakan. Menurut Kemmis (1988), penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan oleh peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran praktik sosial mereka. Adapun menurut Hasley (1972), seperti di kutip Cohen (1994) penelitian tindakan adalah intervensi dalam dunia nyata srta pemeriksaan terhadap pengaruh yang ditimbulkan dari intervensi tersebut. Pendapat lain yaitu menurut Burns (1999) menyatakan bahwa penelitian tindakan adalah penerapan berbagai fakta yang ditemukan untuk memecahkan masalah dalam situasi sosial untuk meningkatkan kualitas tindakan yang dilakukan dengan melibatkan kolaborasi dan kerja sama para peneliti dan praktisi. Menurut Elliot (1982), penelitian tindakan adalah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan melalui proses diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan mempelajari pengaruh yang ditimbulkannya.
Dari beberapa defenisi diatas, maka ciri utama dari penelitian tindakan adalah adanya intervensi atau perlakuan tertentu untuk perbaikan kinerja dalam dunia nyata. Elliot (1982) mengatakan, “The fundamental aim of action research is to improve practice rather than to produce knowledge”.
Secara etimologis, ada tia istilah yang berhubungan dengan penelitian tindakan kelas, yakni penelitian, tindakan dan kelas. Pertama, penelitian adalah suatu proses pemecahan masalah yang dilakukan secara sistematis, empiris, dan terkontrol. Kedua, tindakan dapat diartikan sebagai perlakuan tertentu yang dilakukan oleh peneliti yakni guru. Tindakan diarahkan untuk memperbaiki kinerja yang dilakukan guru. Ketiga, kelas menunjukkan pada tempat proses pembelajaran berlangsung. Ini berarti PTK berlangsung dalam keadaan situasi dan kondisi yang real tanpa direkayasa. Oleh karena itu, kewajaran kelas dalam proses penelitian merupakan kekhasan dalam PTK. PTK dilakukan oleh dan melibatkan secara penuh guru yang bertanggung jawab terhadap kelasnya.
Dari penjelasan di atas, maka PTK dapat diartikan sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.
Menurut Harjodipuro PTK adalah suatu pendekatan untuk memperbaiki pendidikan melalui perubahan, dengan mendorong para guru untuk memikirkan praktik mengajarnya sendiri, agar kritis terhadap praktik tersebut dan agar mau utuk mengubahnya. PTK bukan sekedar mengajar, PTK mempunyai makna sadar dan kritis terhadap mengajar, dan menggunakan kesadaran kritis terhadap dirinya sendiri untuk bersiap terhadap proses perubahan dan perbaikan proses pembelajaran. PTK mendorong guru untuk berani bertindak dan berpikir kritis dalam mengembangkan teori dan rasional bagi mereka sendiri, dan bertanggung jawab mengenai pelaksanaan tugasnya secara profesional.
Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan PTK ialah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar-mengajar, untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.

B.     Tujuan dan Karakteristik pnelitian Tindakan Kelas
Adapun tujuan PTK yaitu :
1.      Untuk meningkatkan ptaktik
2.      Untuk perkembangan profesional
3.      Untuk peningkatan situasi tempat praktik berlangsung
Sesuai dengan tujuan PTK diatas, maka PTK memiliki karakteristik sebagai berikut :
1.      Karena PTK bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran secara prakis, sehingga kadang-kadang pelaksanaannya sangat situasional dan kondisional yang kadang-kadang kurang memperthatikan kaidah-kaidah ilmiah.
2.      PTK merupakan penelitian yang berangkat dari hal-hal nyata yang dirasakan oleh setiap guru dalam pengelolaan proses pembelajaran.
3.      PTK dilaksanakan dalam setting kelas yang sesungguhnya, bukan kelas yang direkayasa untuk penelitian.
4.      PTK dirancang dan dilaksanakan oleh guru, maka guru bertanggung jawab baik dalam melaksanakan maupun dalam menyimpulkan hasi penelitian.
5.      PTK diaksanakan sesuai dengan program pembelajaran yang sedang berlangsung.

C.     Manfaat PTK
1.      Manfaat PTK untuk Guru
a.       PTK dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.
b.      Menumbuhkan kepuasan dan rasa percaya diri yang dapat dijadikan sebagai modal untuk secara terus menerus meningkatkan kemampuan dan kinerjanya.
c.       Keberhasilan PTK dapat berpengaruh terhadap guru lain untuk mencobanya juga.
d.      PTK dapat mendorong guru untuk memiliki sikap profesional.
e.       Dengan PTK guru akan tanggap terhadap perbahan baik sosial maupun psikologi yang dapat memberikan alternatif baru yang lebih baik dalam pengelolaan pembelajraan.

2.      Manfaat PTK untuk Siswa
a.       Melalui PTK dapat mengurangi bahkan meghilangkan rasa jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran.
b.      PTK dapat berpengaruh positif terhadap pencapaian hasil belajar siswa.

3.      Manfaat PTK untuk Sekolah
Guru-guru yang memiliki sikap profesional yang tinggi, kreatif dan inovatif dengan selalu berupaya meningkatkan hasil belajar siswa mampu memajukan sekolah.
4.      Manfaatn PTK untuk Perkembangan Teori Pendidikan
PTK yang bersifat kolaboratif antara setiap unsur yang berkepentingan termasuk kolaborasi antara guru dan orang LPTK, memiliki potensi untuk menerjemahkan teori yang bersifat konseptual ke dalam hal-hal yang bersifat riil dan praktis.

D.    Kelebihan dan Kelemahan PTK
1.      Kelebihan PTK
a.       PTK tidak dilaksanakan oleh seorang saja, akan tetapi dilaksanakan secara kolaboratif dengan melibatkan berbagai pihak, antara lain guru sebagai pelaksana tindakan sekaligus sebagai peneliti, ahli peneliti yang biasanya orang-orang LPTK dan siswa itu sendiri.
b.      Kerja sama sebagai ciri khas dlam PTK, memungkinkan dapat menghasilkan sesuatu yang lebih kreatif dan inovatif.
c.       Hasil atau simpulan yang diperoleh adalah hasil kesepakatan semua pihak khususnya antara guru dengan mitranya, dengan demikian akan meningkatakan validitas dan reabilitas hasil penelitian.
d.      Hasil yang diperoleh dapat secara langsung diterapkan oleh guru.

2.      Kelemahan PTK
a.       Guru-guru dalam melaksanakan tugas pokoknya cenderung konvensional, mereka biasanya sulit untuk mengubah kebiasaan mengajarnya. Banyak guru yang beranggapan bahwa tugas mereka terbatas pada pelaksanaan mengajar, sehingga dalam pelaksanaan PTK tidak secara otomatis dapat dilakukan. Mereka biasanya akan menggantungkan diri pada berbagai petunjuk dari orang yang dianggap ahli dalam melakukan penelitian yakni orang-orang dari LPTK.
b.      PTK adalah penelitian yang berangkat dari masalah praktis yang dihadapi oleh guru, dengan demikian simpulan yang dihasilkan tidak bersifat universal yang berlaku secara umum.
c.       PTK adalah penelitian yang bersifat situasional dan kondisional, yang bersifat longgar yang kadang-kadang tidak dapat menerapkan prinsip-prinsip metode ilmiah secara ajek, dengan demikian banyak orang yang meragukan PTK sebagai suatu kerja penelitian ilmiah.[1]

E.     Validitas dan Reabilitas dalam PTK
1)      Validitas Penelitian
Suatu instrumen dinyatakan telah memiliki validitas (kesahihan atau ketepatan) yang baik “jika instrumen tersebut benar-benar mengukur apa yang seharusnya hendak diukur” (Nunnally, 1978:86). Validitas instrumen lebih tepat diartikan sebagai derajat kedekatan hasil pengukuran dengan keadaan yang sebenarnya (kebenaran), bukan masalah sama sekali benar atau seluruhnya salah. Dalam hal ini, seseorang tidak melakukan validitas instrumen semata-mata, melainkan  melaksanakan validitas penggunaan dimana instrumen ada di dalamnya. Sebagaimana dinyatakan oleh Gronlund dan Linn (1990) dalam Herawati Susilo, validitas mengacu pada ketepatan interpretasi yang dibuat dari data yang dihasilkan oleh suatu instrumen dalam hubungannya dengan suatu tujuan tertentu. Contohnya, sebuah tes yang dipakai untuk keperluan seleksi mahasiswa baru mungkin valid untuk tujuan tersebut, namun kurang atau tidak valid untuk tujuan tersebut.
Jadi validitas suatu instrumen selalu bergantung pada situasi dan tujuan penggunaan instrumen tersebut. Suatu tes yang valid untuk satu situasi mungkin tidak valid untuk situasi yang lain. Tujuan penggunaan tes merupakan faktor utama penentu validitas, perbedaan tujuan tes memerlukan validitas yang berbeda pula.

2.      Reabilitas
Dalam bidang psikologi dan pendidikan, reliabilitas (keterandalan) instrument
diartikan sebagai keajegan (consistency) hasil dari instrument tersebut. Artinya, suatu instrument dikatakan memiliki keterandalan sempurna, ketika hasil pengukuran berkali kali terhadap subjek yang sama selalu menunjukan hasil atau skor yang sama.Dalam praktiknya, kita hampir tidak pernah mendapatkan instrumen yang memiliki reliabilitas sempurna. Skor atau data yang diperoleh dari pengukuran terhadap seorang subjek secara berulang-ulang dengan alat yang sama, pada umumnya berbeda besarnya. Artinya, dalam hasil pengukuran itu terdapat kesalahan (error). Oleh karena adanya kesalahan itulah maka skor rill yang diperoleh seseorang pada satu kali pengukuran bukan merupakan skor sebenarnya (true score) tetapi merupakan skor sebenarnya ditambah dengan kesalahan.
2.   Model dan pola Pelaksanaan PTK
A.    Model-Model PTK
1)      Model Kurt Lewin
Pelaksanaan penelitian tindakan adalah proses yang terjadi dalam suatu lingkaran yang terus menerus. konsep inti PTK yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin ialah bahwa dalam satu siklus terdiri dari empat langkah, yaitu:
1.      Perencanaan ( planning)
Uraikan langkah-langkah kolaborasi yang dilakukan, fakta-fakta empiris
yang diperlukan dalam rangka tindakan, sosialisasi esensi tindakan dan skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan pada guru sejawat dan siswa, perangkat perangkat pembelajaran yang perlu disiapkan dan dikembangkan, lembaran-lembaran evaluasi dan instrumen lain berikut kriteria penilaian yang akan disiapkan dan dikembangkan.
2.      aksi atau tindakan (acting)
Uraikan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan skenario yang
telah dikembangkan pada langkah perencanaan. Langkah-langkah pembelajaran ini akan sesuai dengan hakikat teori yang mendasari strategi pembelajaran, atau sesuai dengan sintaks model pembelajaran yang diadaptasi. Langkah-langkah pembelajaran tersebut hendaknya dibuat secara rinci, karena akan mencerminkan kualitas proses pembelajaran yang akan dihasilkan.       
3.      Observasi (observing)
Observasi dilakukan terhadap interaksi-interaksi akademik yang
terjadi sebagai akibat tindakan yang dilakukan. Interaksi-interaksi yang dimaksud dapat mencakup interaksi antara siswa dengan materi pelajaran, interaksi antar siswa, interaksi antara siswa dengan guru. Oleh sebab itu, uraian secara jelas tindakan yang dilakukan tertuju pada interaksi yang mana saja, bagaimana melakukan observasi, seberapa sering obserbasi itu dilakukan, dan apa tujuan observasi tersebut. Observasi yang utuh akan mencerminkan proses tindakan yang berlangsung. Untuk memperoleh
data yang lebih akurat, observasi sering dilengkapi dengan perekaman dengan tape atau  video. Evaluasi biasanya dilakukan untuk mengukur obyek produk, misalnya kualitas proses pembelajaran, sikap siswa, kompetensi praktikal, atau tanggapan siswa. Untuk itu, uraikan evaluasi yang dilakukan, jenisnya dan tujuannya, dan untuk mengukur apa evaluasi itu dilakukan.
4.       Refleksi (reflecting)
Hasil observasi dan evaluasi selanjutnya direfleksi tingkat ketercapaiannya
baik yang terkait dengan proses maupun terhadap hasil tindakan. Refleksi ini bertujuan  untuk memformulasikan kekuatan-kekuatan yang ditemukan, kelemahan-kelemahaman dan atau hambatan-hambatan yang mengganjal upaya dalam pencapaian tujuan secara optimal, dan respon siswa. Refleksi ini harus dijelaskan secara rinci. Tujuannya adalah untuk melakukan adaptasi terhadap strategi/pendekatan/metode/model pembelajaran yang diterapkan, lebih memantapkan perencanaan, dan langkah-langkah tindakan yang
lebih spesifik dalam rangka pelaksanaan tindakan selanjutnya.

Proses penelitian tindakan dapat digambaran sebagai berikut :







2)      Model Ebbut
Ebbut beranggapan bahwa suatu penlitian tindakan haruslah
1.      Dimulai dari gagasan awal / ide-ide awal
2.      Berupaya menemukan dan menganalisis
3.      Menyusun rancangan umum
4.      Implementasi dari rancangan umum
5.      Monitoring implementasi
6.      Penjelasan berbagai kegagalan
7.      Revisi rencana umum
8.      Implementasi ulang
9.      Dan begitu seterusnya sampai pada utaran tertentu

3)      Model John Elliot
PTK Model John Elliot ini tampak lebih detail dan rinci. Dikatakan demikian, oleh karena di dalam setiap siklus dimungkinkan terdiri dari beberapa aksi yaitu antara 3-5 aksi (tindakan). Sementara itu, setiap aksi kemungkinan terdiri dari beberapa langkah, yang terealisasi dalam bentuk kegiatan belajar-mengajar. Maksud disusunnya secara terinci pada PTK Model John Elliot ini, supaya terdapat kelancaran yang lebih tinggi antara taraf-taraf di dalam pelaksanan aksi atau proses belajar-mengajar. Selanjutnya, dijelaskan pula olehnya bahwa terincinya setiap aksi atau tindakan sehingga menjadi beberapa langkah oleh karena suatu pelajaran terdiri dari beberapa subpokok bahasan atau materi pelajaran. Di dalam kenyataan praktik di lapangan setiap pokok bahasan biasanya tidak akan dapat diselesaikan dalam satu langkah, tetapi akan diselesaikan dalam beberapa rupa itulah yang menyebabkan John Elliot menyusun model PTK yang berbeda secara skematis dengan kedua model sebelumnya, yaitu seperti dikemukakan berikut ini.
siklus-ptk.jpg


4)      Model Hopkins
Pelaksanaan penelitian tindakan dilakukan membentuk spiral yang dimulai dari merasakan adanya masalah menyusun perencanaan, melaksanakan tindakan melakukan observasi mengadakan refleksi, melakukan rencana ulang, melaksankan tindakan, dan seterusnya.

B.     Pola Pelaksanaan PTK
Pola adalah cara atau teknik pelaksanaan PTK yang dapat dijadikan rujukan dalam penyelenggaraan PTK sesuai dengan model PTK yang dipilih dengan mempertimbangkan kondisi peneliti dan sumber daya yang tersedia.
1.      Pola Guru Peneliti
Pada pola ini, guru memiliki peran utama dalam perencanaan dan pelasanaan PTK. Tujuan pada pola ini adalah untuk memecahkan masalah praktis yang dihadapi oleh guru itu sendiri dalam proses pembelajaran.
2.       Pola Kolaboratif
Pola ini dilakukan oleh pihak luar yang berkeinginan untuk memecahkan masalah pembelajaran. PTK dirancang dan dilaksanakan oleh suatu tim yang biasanya terdiri atas guru, kepala sekolah, dosen LPTK dan orang lain yang terlibat dalam tim peneliti. Guru berperan hanya sebagai anggota tim yang berfungsi untu melaksanakan tindakan seperti yang dirancang oleh tim peneliti.
3.      Pola Penelitian Terintegrasi
Pada pola ini, inisiatif dan masalah yang akan diteliti sepenuhnya berasal dari peneliti luar, tidak dari guru.[2]


3.      Rancangan dan Pelaksanaan PTK
A.    Merancang PTK
1.      Manfaat Rancangan PTK
a)      Melalui perencanaan yang matang, peneliti dapat menfokuskan masalah lebih akurat,
b)      Melalui perencanaan yang matang, Peneliti dapat menentukan tindakan apa yang harus dilakukan,
c)      Melalui proses perencanaan, peneliti dapat memprediksi hal-hal yang mungkin terjadi selama proses tindakan dilakukan, sehingga peneliti dapat mengantisipasinya lebih dini,
d)     Melalui perencanaan peneliti dapat menentukan segala sesuatu yang harus tersedia serta cara menyediakannya untuk mendukung keberhasilan proses tindakan,
e)      Melalui perencanaan yang matang, Peneliti dapat menentukan instrumen penelitian atau alat pengumpul data serta teknis menganalisisnya.

2.      Tahap Perencanaan dalam PTK
a)      Refleksi awal
Refleksi awal adalah kegiatan atau aktivitas untuk mengidentifikasi masalah yang dirasakan guru dalam proses pembelajaran sebagai rasa tanggung jawabnya untuk meningkatkan kinerjanya.

b)      Melaksanakan studi pendahuluan
Pelaksanaan studi pendahuluan dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya :
1.      Mengkaji literatur yang relevan dengan topik masalah
2.      Mengkaji hasil penelitian yang telah dilakukan orang lain
3.      Mengadakan konsultasi dan diskusi baik dengan teman sejawat yang memiliki pengalaman lebbih ataupun dengan peneliti dari LPTK.

c)      Merancang pelaksanaan PTK
1.      Menentukan model dan pola PTK yang akan digunakan
2.      Menyusun desain dan langkah-langkah tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan fokus masalah dan hipotesis penelitian
3.      Mengidentifikasi berbagai komponen yang diperlukan untuk kelancaran pelaksanaan PTK
4.      Mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk tindakan yang akan dilaksanakan.

B.     Pelaksanaan PTK
1.      Menyusun proposal PTK. Dalam kegiatan ini perlu dilakukan kegiatan pokok, yaitu; (1) mendeskripsikan dan menemukan masalah PTK dengan berbagai metode atau cara, (2) menentukan cara pemecahan masalah PTK dengan pendekatan, strategi, media, atau kiat tertentu, (3) memilih dan merumuskan masalah PTK baik berupa pertanyaan atau pernyataan sesuai dengan masalah dan cara pemecahannya, (4) menetapkan tujuan pelaksanaan PTK sesuai dengan masalah yang ditetapkan, (5) memilih dan menyusun persfektif, konsep, dan perbandingan yang akan mendukung dan melandasi pelaksanaan PTK, (6) menyusun siklus-siklus yang berisi rencana-rencana tindakan yang diyakini dapat memecahkan masalah-masalah yang telah dirumuskan, (7) menetapkan cara mengumpulkan data sekaligus menyusun instrumen yang diperlukan untuk menjaring data PTK, (8) menetapkan dan menyusun cara-cara analisis data PTK. Melaksanakan siklus (rencana tindakan) di dalam kelas.
2.      Dalam kegiatan ini diterapkan rencana tindakan yang telah disusun dengan variasi tertentu sesuai dengan kondisi kelas. Selama pelaksanaan tindakan dalam siklus dilakukan pula pengamatan dan refleksi. baik pelaksanaan tindakan, pengamatan maupun refleksi dapat dilakukan secara beiringan, bahkan bersamaan. Semua hal yang berkaitan dengan hal diatas perlu dikumpulkan dengan sebaik-baiknya.
3.      Menganalisis data yang telah dikumpulkan baik data tahap perencanaan, pelaksnaan tindakan, pengamatan, maupun refleksi. Analisis data ini harus disesuaikan dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan. Hasil analisis data ini dipaparkan sebagai hasil PTK. Setelah itu, perlu dibuat kesimpulan dan rumusan saran.
4.      Menulis laporan PTK, yang dapat dilakukan bersamaan dengan kegiatan menganalisis data. Dalam kegiatan ini pertama-tama perlu ditulis paparan hasil-hasil PTK. Paparan hasil PTK ini disatukan dengan deskripsi masalah, rumusan masalah, tujuan, dan kajian konsep atau teoritis. [3]
C.     Instrumen Pengumpulan Data
Dalam penelitian tindakan kelas ada dua macam instrumen penelitian yang harus kita penuhi, yaitu Instrumen Pengumpulan Data PTK dan juga Instrumen Penelitian Tindakan Kelas, dua instrumen ini harus mampu kita bedakan, mana yang berfungsi untuk pengumpulan data dan mana instrumen untuk penelitian tindakan kelas.

Data yang dikumpulkan pada penelitian tindakan kelas adalah data tentang aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung, kemudian data tentang hasil belajar siswa setiap kali setelah proses pembelajaran berakhir.

Contoh Instrumen Pengumpulan Data Penelitian Tindakan Kelas
a. Lembar Pengamatan                    
    Lembar pengamatan bertujuan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa (secara klasikal)     
    yang telah dilakukan dan kekurangan-kekurangan yang dilakukan oleh guru menurut    
    model pembelajaran (yang kita ambil sebagai penelitian) sebagai acuan perbaikan pada  
    siklus selanjutnya. 
b. Tes Hasil Belajar Matematika 
     Data tentang hasil belajar matematika berfungsi untuk melihat ketercapaian hasil belajar
      siswa sesuai dengan KKM yang telah ditetapkan (sesuai dengan keadaan sekolah, daerah,
      dan siswa). 
      Perangkat tes hasil belajar tersebut yaitu kisi-kisi soal ulangan harian, naskah soal  
      ulangan harian, dan kunci jawabannya.
       Instrumen Pengumpulan Data PTK diatas hanya sebagai contoh dalam melakukan     
       penelitian tindakan kelas, saudara bisa berkreasi sendiri sesuai dengan teori yang ada    
       mengenai PTK itu sendiri, ditambah dengan pengalaman selama mengajar di kelas  
          masing-masing.[4]



CONTOH SISTEMATIKA PROPOSAL

HALAMAN DEPAN                                                                             i
HALAMAN PENGESAHAN                                                                ii
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah                                                      1                               1.2 Identifikasi Masalah                                                                    1                                             
1.3 Pembatasan dan Perumusan Masalah                                  3
1.4 Tujuan Penelitian                                                                 5
1.5 Manfaat Hasil Penelitian                                                      5
2. KAJ IAN PUSTAKA
2.1                                                                                              7
2.2                                                                                              dst
2.3
....
2... Kerangka Berpikir
2... Hipotesis Tindakan
3. METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
3.2 Subjen dan Objek Penelitian
3.3 Prosedur Penelitian
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.5 Metode Analisis Data dan Kriteria Keberhasilan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN







FORMAT COVER PROPOSAL

Flowchart: Connector: Logo Kabupaten




     
     USULAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
  



Judul
 






  Oleh

............................................................








PEMERINTAH KABUPATEN KLUNGKUNG
DINAS PENDIDIKAN

SEKOLAH DASAR ......................................................................
.... (Bulan), 2007




FORMAT HALAMAN PENGESAHAN
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
TAHUN ANGGARAN 2007

1. Judul Penelitian :
2. Peneliti
a. Nama Lengkap dengan Gelar :
b. Pangkat, Golongan, NIP :
c. Jabatan Fungsional :
d. Nama Sekolah :
Alamat Sekolah :
Nomor Telepon Sekolah :
e. Alamat Rumah :
Nomor Telepon Rumah :
Nomor HP :
f. Mata Pelajaran Yang Menjadi :
Obyek Penelitian :
3. Lokasi Penelitian :
4. Lama Penelitian : .. . (...) bulan, dari bulan ... s.d ... 2007
5. Biaya Penelitian : Rp .........................................................
                                 ( ............................................................)




Klungkung, ..................... 2007
Mengetahui:
Peneliti,                                                                       Kepala Sekolah .....................



.....................................................                                      ....................................................
NIP .... ........................................                                      NIP .... .......................................


Menyetujui:
Kepala Dinas Kabupaten Klungkung,




..........................................................
NIP .................................................[5]
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penelitian Tindakan Kelas  ialah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar-mengajar, untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.
        Adapun tujuan PTK yaitu :
4.      Untuk meningkatkan ptaktik
5.      Untuk perkembangan profesional
6.      Untuk peningkatan situasi tempat praktik berlangsung
Tahap Perencanaan dalam PTK terdiri atas :
a)         Refleksi awal
b)         Melaksanakan studi pendahuluan
c)         Merancang pelaksanaan PTK.






DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. H. Wina Sanjaya.2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana
Penelitian_Tindakan_Kelas .pdf. I Wayan Sentosa. Guru Besar Tetap Bidang Pendidikan Fisika
Pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.
http://www.inforppsilabus.com/2012/05/instrumen-pengumpulan-data-ptk.html



[1] Penelitian Tindakan Kelas. 
[2] Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta: Kencana, 2009).hal 48
[3] http://www.m-edukasi.web.id/2012/05/prosedur-pelaksanaan-ptk-penelitian.html
[4] http://www.inforppsilabus.com/2012/05/instrumen-pengumpulan-data-ptk.html
[5] Penelitian_Tindakan_Kelas .pdf. I Wayan Sentosa. Guru Besar Tetap Bidang Pendidikan Fisika
Pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.hlm: 27-28






Tidak ada komentar:

Posting Komentar